Bundakata - Saat ini, Tutut (keong sawah) mulai populer sebagai salah satu pilihan menu kuliner. Tutut rebus, makanan tradisional khas Sunda, mudah ditemukan dan disantap di beberapa ruas Jalan di Ibukota Jakarta dan sekitarnya.
Hal ini membuka sebuah peluang usaha yaitu Budidaya Tutut karena permintaan pasar cukup besar sehingga pedagang sering kekurangan stok dagangannya. Budidaya tutut cukup mudah dan tidak butuh persiapan rumit.
Cara Budidaya Tutut si keong sawah adalah :
Siapkan kolam pemeliharaan seperti habitat asli di alam dengan air mengalir untuk menjaga kualitas air tempat siput ini hidup dan berkembang biak. Berikan dahan, daun, dan ranting tanaman sebagai tempat berlindung dan menempelkan telur.
Pilihlah Calon indukan dengan ukuran besar dan bentuk badan sehat. Biarkan hidup secara alami di lahan pemeliharaan maka ketika indukan siap kawin akan menghasilkan telur yang akan menempel di dahan, daun, ranting tanaman. Anakan keong yang sudah menetas akan kembali ke lingkungan air.
Siput atau keong ini dapat mencari makan sendiri tetapi untuk memacu pertumbuhan berat, kita harus menambah asupan makanan berupa daun-daunan yang disukai yaitu daun talas daun singkong, daun pepaya dan daun pisang. Pakan tambahan daun ini berikan sehari dua kali.
Jaga kelembaban kolam agar siput ini betah tinggal sekaligus jaga kebersihan kolam dari bahan berbahaya seperti limbah kimia agar keong ini dapat tetap hidup dan tetap aman dikonsumsi.
Setelah beberapa minggu, anakan tutut akan membesar dan siap untuk dipanen.
Pemasaran keong sawah cukup mudah, anda bisa menghubungi pengepul atau dijual langsung ke pasar. Harga jual di tingkat petani Rp. 1.000 - Rp 1.500/kilo, tetapi harga di pasar mencapai Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per kilogram.
Budidaya keong sawah (tutut) bisa menjadi usaha sambilan karena mudah dikerjakan dan tidak memerlukan perhatian ekstra. Bahkan kalau anda serius terjun ke bisnis ini maka keuntungan besar akan diperoleh karena pasar konsumen masih sangat luas.
Tutut mengandung protein tinggi sehingga dipercaya berkhasiat untuk kebugaran, menambah nafsu makan, dan baik juga untuk liver (hati).
Selamat Wirausaha.
Hal ini membuka sebuah peluang usaha yaitu Budidaya Tutut karena permintaan pasar cukup besar sehingga pedagang sering kekurangan stok dagangannya. Budidaya tutut cukup mudah dan tidak butuh persiapan rumit.
Cara Budidaya Tutut si keong sawah adalah :
Siapkan kolam pemeliharaan seperti habitat asli di alam dengan air mengalir untuk menjaga kualitas air tempat siput ini hidup dan berkembang biak. Berikan dahan, daun, dan ranting tanaman sebagai tempat berlindung dan menempelkan telur.
Pilihlah Calon indukan dengan ukuran besar dan bentuk badan sehat. Biarkan hidup secara alami di lahan pemeliharaan maka ketika indukan siap kawin akan menghasilkan telur yang akan menempel di dahan, daun, ranting tanaman. Anakan keong yang sudah menetas akan kembali ke lingkungan air.
Siput atau keong ini dapat mencari makan sendiri tetapi untuk memacu pertumbuhan berat, kita harus menambah asupan makanan berupa daun-daunan yang disukai yaitu daun talas daun singkong, daun pepaya dan daun pisang. Pakan tambahan daun ini berikan sehari dua kali.
Jaga kelembaban kolam agar siput ini betah tinggal sekaligus jaga kebersihan kolam dari bahan berbahaya seperti limbah kimia agar keong ini dapat tetap hidup dan tetap aman dikonsumsi.
Setelah beberapa minggu, anakan tutut akan membesar dan siap untuk dipanen.
Pemasaran keong sawah cukup mudah, anda bisa menghubungi pengepul atau dijual langsung ke pasar. Harga jual di tingkat petani Rp. 1.000 - Rp 1.500/kilo, tetapi harga di pasar mencapai Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per kilogram.
Budidaya keong sawah (tutut) bisa menjadi usaha sambilan karena mudah dikerjakan dan tidak memerlukan perhatian ekstra. Bahkan kalau anda serius terjun ke bisnis ini maka keuntungan besar akan diperoleh karena pasar konsumen masih sangat luas.
Tutut mengandung protein tinggi sehingga dipercaya berkhasiat untuk kebugaran, menambah nafsu makan, dan baik juga untuk liver (hati).
Selamat Wirausaha.