Wednesday, July 11, 2012

Belanja Baju Murah

Pasar Klewer sedia Baju Wanita 2012, Pakaian Murah, Jual Motif Batik Terbaru, fashion kaos online, belanja online grosiran fashion murah. 5 hours ago ...
Belanja Baju Murah
Toko online baju fashion branded untuk pria grosir dan eceran. Jual kemeja, kaos, celana, jeans, jacket pria.
Toko Online Kami Untuk Memudahkan Pelanggan Kami Yang Tersebar seluruh Kota Di Indonesia Dalam Berbelanja Grosir Maupun Eceran Baju Murah ...
Belanja Baju Murah
Toko butik baju murah dan pakaian wanita import korea dan jepang. Dapatkan diskon sampai 15% - Toko butik busana, pakaian dan aksesoris wanita, murah ...
Indonesia High Quality & Low Price Fashion. Princilia Online WebStore. Solusi Murah Belanja Baju, Pakaian, Busana & Fashion Grosir Princilia.com Online ...
Belanja Baju Murah
Pasar Klewer sedia Baju Wanita 2012, Pakaian Murah, Jual Motif Batik Terbaru, fashion kaos online, belanja online grosiran fashion murah.

READMORE - Belanja Baju Murah

Sunday, July 8, 2012

Ernest Borgnine dies in LA at age 95

Oscar-winning film star Ernest Borgnine dies in LA at age 95
By Wendy Carpenter | The Upshot

Ernest Borgnine, who created a variety of memorable characters in both movies and television and won the best-actor Oscar for his role as a lovesick butcher in "Marty" in 1955, died Sunday. He was 95.
Borgnine's longtime spokesman, Harry Flynn, told The Associated Press that Borgnine died at Cedars-Sinai Medical Center in Los Angeles with his family by his side.
A prolific and talented character actor, Borgnine was known for gruff, villainous roles such as the heavy who beats up Frank Sinatra in "From Here to Eternity" and one of the bad guys who harasses Spencer Tracy in "Bad Day at Black Rock."
Borgnine, who earned a salary of $5,000 for playing his Academy-Award winning role Marty, once said "I would have done it for nothing."
Borgnine, who was born Ermes Effron Borgnino on Jan. 24, 1917 in Hamden, Conn., began acting after serving in the Navy during World War II. He made his film debut in 1951's "Whistle at Eaton Falls" before winning an Academy Award four years later. He appeared in other notable films including "Jubal," "Flight of the Phoenix," "The Dirty Dozen,""The Wild Bunch," "The Poseidon Adventure," "Johnny Guitar," and "Escape from New York."
"No Stanislavsky. I don't chart out the life histories of the people I play," Borgnine told The New York Times in 1973 when asked about his acting methods. "If I did, I'd be in trouble. I work with my heart and my head, and naturally emotions follow."
Sometimes he prayed, he said, or just reflected on character-appropriate thoughts. "If none of that works," he added, "I think to myself of the money I'm making."
He was also known as the Navy officer in the television series "McHale's Navy," which aired from 1962-66. Younger audiences would know him as the voice of Mermaid Man in "Spongebob Squarepants."
Borgnine earned an Emmy Award nomination at age 92 for his work on the series "ER," and was honored with the Screen Actors Guild Life Achievement Award in 2011.
"The Oscar made me a star, and I'm grateful," AP reports that Borgnine told an interviewer in 1966. "But I feel had I not won the Oscar I wouldn't have gotten into the messes I did in my personal life."
The actor was married five times, including to singer Ethel Merman, who became his third wife in 1964. The marriage barely lasted a month.
He is survived by his fifth wife, Tova Traesnaes — whom he married in 1973 —his children Christofer, Nancee and Sharon Borgnine; a stepson, David Johnson; six grandchildren; and his sister, Evelyn Verlardi.

Source : upshot
READMORE - Ernest Borgnine dies in LA at age 95

Hari 'Korban Lapindo' Tiba di Jakarta

Jakarta Setelah 25 hari berjalan kaki, Hari Suwandi (44), warga Desa Kedung Bendo, Kecamatan Tanggul Angin, Sidoarjo, Jatim, akhirnya tiba di Jakarta. Hari hendak mencari keadilan tentang penyelesaian lumpur Lapindo ke pemerintah.

Hari tiba di kantor Kontras, Jl Borobudur, Jakarta Pusat, Minggu (8/7/2012), pukul 14.00 WIB tanpa mengenakan alas kaki.

"Sandalnya sudah putus pas di Bekasi. Nggak punya duit buat beli lagi," kata Hari dengan nafas tersengal-sengal.

Dengan mengenakan baju lurik, celana pendek hitam, dan belangkon yang ditutupi caping, Hari kelihatan lelah. Kedatangannya disambut dengan karpet merah. Dalam perjalanannya dari Sidoarjo menuju Jakarta, Hari hanya membawa sebuah tas ransel dan tongkat.

Di tas ranselnya tertulis "6 Tahun lumpur panas Lapindo, korban Lapindo Perpres tahun 2007 menuntut dan mencari keadilan penyelesaian haknya. Jalan kaki Porong-Jakarta, 14 Juni 2012."

Hari berjalan kaki dari Porong mulai tanggal Kamis, 14 Juni 2012 pukul 10.00 WIB. Ia berjalan mengikuti rute pantura. Ia berhenti di setiap kota yang ia lalui untuk mencari dukungan dari organisasi-organisasi yang mendukung pergerakannya.

"Saya per hari targetnya 40 km. Setiap kota saya singgah untuk mencari dukungan. Selain itu saya juga menumpang beristirahat di tiap kota itu," cerita Hari.

Selama 25 hari berjalan kaki, ia sudah menghabiskan 8 sandal. Uang yang ia bawa hanya Rp 50 ribu. Tindakan yang dilakukan Hari ini semata-mata karena warga Porong sudah kehabisan cara untuk meminta pemerintah dan perusahan menyelesaikan tanggung jawabnya.

"Karena selama ini yang diberi ganti rugi adalah daerah yang di dalam peta tidak masuk dalam daerah terdampar," jelasnya.

Menurut Hari, warga sudah melakukan penutupan rel kereta di Sidoarjo, penutupan pintu masuk Bandara Juanda, Surabaya, namun hingga kini tidak ada penyelesaian terhadap hak-hak warga.

"Karena itu jalan kaki ini sebagai jalan terakhir kami untuk meminta pemerintah bertanggung jawab," ungkapnya.

Rencananya, lanjut Hari, ia akan melakukan aksi bersama pihak-pihak yang mendukungnya di Istana Negara. Aksi pertama yakni melakukan penghormatan terhadap bendera Merah Putih, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membacakan teks Pancasila.

"Kalau tuntutan, saya tidak akan membacakan di Istana Negara. Karena seharusnya pemerintah sudah tahu apa yang menjadi tuntutan dari warga Porong Sidoarjo," imbuhnya.

Hari mengaku belum menentukan sampai kapan ia berada di Jakarta. "Yang jelas sampai tuntutan kami benar-benar diterima oleh Bapak Presiden," ujarnya.

http://news.detik.com/read/2012/07/08/160546/1960439/10/jalan-25-hari-habiskan-8-sandal-hari-korban-lapindo-tiba-di-jakarta?9911012
READMORE - Hari 'Korban Lapindo' Tiba di Jakarta